Jumat, 25 Juni 2010

5 LIMA GADIS BIJAK & BODOH

Matius 25:1-4 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.

Kisah tentang lima gadis bijaksana dan lima gadis bodoh adalah sebuah gambaran apa yang akan terjadi di kemudian hari bahkan sampai hari kedatangan-Nya yang kedua kali melalui sebuah perumpamaan. Dalam beberapa perumpamaan lain, kita menemukan bahwa Tuhan Yesus menceritakan makna dari perumpamaan yang di ceritakannya kepada murid-murid-Nya, namun untuk kisah ini dan perumpamaan tentang akhir zaman lainnya, Tuhan Yesus tidak menceritakan maknanya, mengapa? Itu karena perumpamaan ini menceritakan sebuah rahasia yang belum terjadi pada saat itu namun pasti akan terjadi kelak.

Saudaraku, entah mengapa beberapa minggu ini saya sangat tertarik dengan perumpamaan ini dan berusaha menyelidiki dan merenungkannya dan saya menemukan bahwa inti dari kisah ini adalah Tuhan sedang menceritakan tentang keadaan umat/gereja Tuhan pada saat ini dan masa yang akan datang.
Perumpamaan ini menceritakan bahwa suatu saat umat Tuhan terbagi atas dua kelompok yaitu kelompo gadis yang bodoh dan kelompok gadis yang bijaksana. Maaf, saya tidak sedang berusaha memilah-milah mana gereja yang seperti gadis bijaksana dan mana yang seperti gadis bodoh, tetapi biarlah kita mengoreksi diri sendiri kita termasuk kelompok yang mana.

Saudaraku, kalau kita perhatikan sebenarnya kisah ini menceritakan tentang apa yang akan terjadi pada gereja Tuhan sejak gereja mula-mula sampai pada kedatangan Yesus pada kali yang kedua. Namun sebelum kita melangkah lebih jauh kita mesti mengerti dahulu sebagai berikut:

- Gadis adalah gambaran dari gereja Tuhan.
- Pelita adalah gambaran dari firman Tuhan.
- Minyak adalah gambaran dari urapan Roh Kudus.

Sebenarnya, sejak berdirinya gereja-mula-mula seluruh jemaat Tuhan dipenuhi oleh Roh Kudus. Kita perhatikan ayat dibawah:

Kisah Para Rasul 2:1-4 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.

Peristiwa ini menceritakan tentang gereja mula-mula yang di penuhi oleh Roh Kudus. Ini sama dengan kesepuluh gadis yang pada mulanya di perlengkapi dengan lampu dan minyaknya. Memang pada Matius 25: 3 dinyatakan bahwa gadis-gadis bodoh tidak membawa minyak. Hal ini bukan berarti pelita mereka tidak memiliki minyak, mereka dikatakan gadis bodoh karena mereka tidak membawa/menyediakan buli-buli yang berisi minyak. Pelita mereka juga memiliki minyak dibuktikan pada ayat dibawah:

Matius 25:8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.

Pelita hampir padam membuktikan bahwa sebelumnya pelita mereka memiliki minyak namun hampir padam karena minyaknya hampir habis.
Kembali ke topik, ketika Roh Kudus dicurahkan pertama sekali, seluruh umat Tuhan dipenuhi oleh Roh Kudus. Itu ibarat pelita kesepuluh gadis yang mula-mula menyala karena ada minyak di dalamnya. Betapa dahsyatnya kala itu karena pelita itu benar-benar bercahaya yang artinya firman Tuhan itu benar-benar dahsyat dan berkuasa. Firman itu bukan hanya menjadi rhema tetapi juga mengerjakan pekerjaan-pekerjaan besar. Mujizat terjadi dengan heran, hamba-hamba Tuhan seperti Petrus, Yakobus Yohanes dan yang lainnya dipakai Tuhan secara luar biasa. Itulah kalau pelita itu bercahaya, akan memberi pengaruh dan menerangi bagi orang disekitarnya.

Namun pada perkembangan selanjutnya ada sekelompok umat Tuhan yang tidak mempertahankan dan menyediakan hatinya untuk senantiasa dipenuhi oleh Roh Kudus. Ini adalah gambaran dari lima gadis yang tidak menyediakan dan membawa buli-buli persediaan minyak. Mereka menganggap sepele sehingga tidak perlu persediaan minyak. Kelompok ini adalah orang-orang yang tidak menyadari betapa pentingnya Roh Kudus, bahkan mereka memandang sepele karunia-karunia Roh Kudus. Bagi mereka yang terutama adalah firman Tuhan, itulah pelita, sementara karunia-karunia Roh Kudus tidak perlu. Bahkan beberapa diantara mereka mengolok-olok kelompok yang mengandalkan karunia-karunia Roh Kudus. Yang anehnya mereka percaya kalau Roh Kudus ada, namun mereka menolak hasil karya-Nya.

Sementara itu lima gadis bijaksana adalah kelompok umat Tuhan yang senantiasa menjaga dan mempertahankan urapan Roh Kudus dan karunia-karunia-Nya. Mereka bergaul erat dan bersekutu intim dengan Roh Kudus dan hidup mengandalkan karunia-karunia Roh Kudus. Maaf, sekali lagi saya tidak berusaha menghakimi siapapun, sekali lagi saya katakan biarlah kita mengoreksi diri sendiri berada pada kelompok yang mana. Itulah sebabnya pada kelompok ini mujizat terjadi secara luar biasa dan heran karena pelitanya tetap menyala dan tidak padam. Firman dan Roh Kudus adalah ibarat sepasang sayap yang membawa umat Tuhan terbang tinggi terpisah dari dunia ini. Firman tanpa Roh Kudus ibarat sayap tunggal yang tidak akan bisa membawa umat Tuhan terbang tinggi menjauhi pengaruh-pengaruh dunia ini.
Namun pada tahapan selanjutnya kesepuluh gadis ini tertidur. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:
Matius 25:5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.

Saudaraku, sebelum Tuhan Yesus terangkat ke surga murid-murid-Nya bertanya “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” ini dapat kita temukan pada Kisah para rasul 1:6. Hal itu menunjukkan bahwa fokus utama gereja mula-mula adalah menantikan kedatangan Yesus sebagai Raja. Ini adalah gambaran dari kesepuluh gadis yang menantikan mempelai Pria.

Namun karena lama mempelai itu tidak datang akhirnya mereka tertidur. Tertidur menunjukkan bahwa mereka telah kehilangan fokus mereka. Fokus semula adalah menantikan kedatangan Tuhan berganti ke hal lain. Bahkan kerohanian pernah benar-benar tertidur pulas, gereja benar-benar tertidur karena fokusnya bukan lagi menantikan kedatangan Tuhan. Mereka sudah masuk kedalam ranah politik dan kekuasaan. Itu terjadi selama ratusan tahun yang lebih di kenal dengan masa zaman kegelapan, pelita benar-benar hampir padam karena kehabisan minyak. Hanya sangat sedikit orang yang masih murni dan berjuang didalam jalan Tuhan.

Dan hal itu terjadi sampai saat ini, gereja masih tertidur dari fokus utama. Memang kita telah lepas dari zaman kegelapan dan masuk ke zaman baru yaitu zaman modernisasi. Namun perubahan itu tidak membuat gereja Tuhan kembali ke fokus mula-mula. Saat ini gereja Tuhan sibuk dengan urusan kepentingan pribadi. Modernisasi membuat manusia masuk kepada hidup yang mementingkan diri sendiri dan hal itu telah memasuki gereja Tuhan. Masing-masing gereja sibuk menganggap dirinyalah yang paling benar. Gereja tidak bersatu, mereka sibuk dengan urusan sendiri bahkan banyak kita temukan antara gereja yang satu dengan gereja yang lain ribut karena berebutan lahan dan berebutan jemaat. Mereka menganggap jemaat adalah milik mereka, bukan milik Tuhan Yesus sehingga merasa sangat tersinggung dan marah kalau jemaatnya di rebut oleh orang lain. Bahkan fokus pemberitaan injil mulai berubah, dahulu injil diberitakan untuk menjala jiwa-jiwa yang belum mengenal dan menerima Yesus, sekarang yang di jala bukan orang yang belum mengenal Yesus melainkan domba dari gereja lain. Gerejapun sudah mulai hitung-hitungan untung dan rugi. Kalau untung di pertahankan, kalau rugi ditutup dan pindah ke lokasi lain dan membujuk jemaat gereja lain untuk masuk ke gerejanya dengan berbagai fasilitas menarik.

Kalau kita bandingkan dengan gereja mula-mula yang pada saat itu keadaannya masing “bangun”, keadaannya sungguh berbeda. Mereka tidak menganggap bahwa jemaat adalah milik mereka. Mereka menganggap bahwa semuanya adalah milik Tuhan Yesus. Tugas mereka hanyalah menjaga dan merawat. Jadi tidak satupun diantara mereka yang berselisih. Hal itu dapat kita lihat pada ayat dibawah.

I Korintus 3:3-7 Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani? Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.

Itulah kondisi tertidur yang terjadi pada saat ini karena gereja sibuk dengan diri sendiri. Namun ditengah-tengah ketertiduran gereja ada sekelompok jemaat yang berjaga-jaga dengan minyaknya dan ada sekelompok yang tidak berjaga-jaga dengan minyak. Hal ini terjadi sampai hari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Namun pada saat sangka-kala kedatangan Tuhan berbunyi, kelompok yang tidak menyediakan bahkan tidak memperdulikan minyak ini menyadari bahwa mereka telah berbuat kesalahan dan bahwa ternyata mereka memerlukan minyak yaitu urapan Roh Kudus.

Yang menjadi pertanyaan, kenapa minyak (urapan Roh Kudus) benar-benar di butuhkan? Jawabannya ada pada ayat dibawah:

Yohanes 4:23-24 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."

Tanpa urapan Roh Kudus kita tidak bisa menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran. Roh Kuduslah yang membuat kita mampu melakukannya. Kita tidak cukup menyembah dengan akal budi, kita juga harus menyembah dalam roh. Itu dapat kita lihat pada ayat dibawah:

I Korintus 14:15 Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.

Menyadari kesalahannya, kelompok ini akan berusaha mencari minyak namun tidak mendapatkannya.

Matius 25:9-11 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!

Pada ayat diatas tidak di jelaskan kalau mereka memperoleh minyak. Asumsi saya adalah mereka memang tidak menemukan penjual minyak sebab hari sudah larut malam. Demikian juga halnya pada hari kedatangan Tuhan, Roh Kudus tidak akan ada lagi didunia ini. Roh Kudus akan ditarik bersamaan dengan pengangkatan orang-orang kudus-Nya.

Oleh sebab itu sebelum terlambat, mari kita koreksi diri kita. Pada kelompok manakah kita? Apakah kita kelompok gadis bodoh atau gadis bijaksana? Selagi masih ada waktu mari kita koreksi diri kita dan jadilah seperti gadis-gadis bijaksana sebab kedatangan Tuhan sudah sangat singkat. Sekali lagi saya katakan, kedatangan Tuhan Yesus sudah-sudah sangat dekat. Tuhan Yesus memberkati.

Senin, 14 Juni 2010

Apa bedanya sapi Jepang dengan sapi Indonesia?

Bedanya adalah, kalau sapi Jepang senang makan rumput Indonesia, sedang sapi Indonesia tidak akan pernah mau makan rumput Jepang

Lalu cobalah menjauh dari layar monitor. Berdirilah pada jarak 3 meter dari monitor. Fotonya akan terlihat seperti Marilyn Monroe. Coba praktekin, deh.

Pada sebuah perjalanan, seseorang mungkin akan terombang ambing dalam ketidakpastian langkah
Mencoba melangkah pada sebuah titik, kemudian beralih tanpa sebuah kejelasan
Beberapa orang bilang saya sedang menemukan sebuah jati diri
Sebagian lagi bilang sedang mencari apa itu jati diri

Engkau tau apa jati diri itu?
Jauh sebelum jati diri sudah terbentuk dari sebelumnya
Saat kita lahir kita menjadikan hal itu sebagai pembentuk jati diri kita
Saat kita duduk dalam sebuah perenungan melihat masa lalu kita
Kita sebenarnya telah melihat semua proses yang membentuk jati diri

Maka sejatinya jati diri itu sudah ada sejak dahulu kala
Sayangnya kita tidak menyadari kalau kita mencari jati diri
Kita terus mencari kaca mata yang sebenarnya telah kita pakai dari dahulu
Padahal kita tahu jati diri itu ada pada diri kita
Sayangnya kita tak pernah menggali lebih dalam

Saat roda hidup berhenti sejenak, sebuah rasa bernama gundah terkadang melingkupi banyak pemikiran.
Berada dalam situasi tidak menentu, membuat semua rasa menjadi tak menentu.
Saat inilah sebuah fase ujian sebenarnya dimulai.
Banyak kita yang terengah dan tidak kuat menghadapinya.
Kekalutan menjadi sebuah alasan untuk bertindak di luar garis yang ada.
Menabrak alam pikir hingga kita menjadi tidak beraturan dan kosong.

Saat inilah kontempelasi akan makna dibutuhkan.
Menyendiri sejenak, sembari melantunkan doa pada-Nya, menjadi pilihan tepat untuk bisa menilai langkah-langkah yang sudah kita lakukan.
Hikmahnya jelas akan mendekatkan pada-Nya.
Hmm mungkin inilah bagian-bagian yang tidak kita sadari.

Detik ini adalah sebuah perenungan sobat, yah perenungan akan langkah-langkah yang kita lalui….
Selamat menikmati hidangan hidup yang luar biasa….

Sabtu, 12 Juni 2010

Kapan Giliranku

Istilah “Arisan” tentu tidak asing bagi kita. Dalam arisan biasanya ada tradisi pemilihan orang yang beruntung dengan cara mengocok undian … lalu nama yang keluar adalah nama orang yang beruntung hari itu. Yang menarik disini adalah peserta arisan tidak pernah tahu siapa yang akan terpilih … dan merekapun tidak tahu kapan akan terpilih.. Yang pasti adalah suatu saat SETIAP ORANG yang namanya ada dalam gulungan kertas pada “undian” tersebut akan terpilih. Secara alamiah, orang yang terpilih akan merasa senang karena konsekuensinya akan menerima sesuatu yang diharapkan (biasanya Uang/barang).

Seperti pada arisan di atas, Kita tidak tahu kapan nama kita terpilih untuk dipanggil menghadap Bapa di Surga. yang kita tahu adalah nama kita pasti akan terpilih, saatnya kapan?… itulah rahasia Allah yang maha kuasa. Oleh karena itu kita perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi panggilan-Nya yang pasti datang menjemput kita.

Seperti seorang prajurit, ia selalu berlatih meskipun saat negara dalam keadaan aman dan damai. Mengapa ia tekun melakukan latihan?. Ia tekun berlatih karena menyadari bahwa jika suatu saat mendapat tugas mendadak dari atasannya.. ia akan siap menerima tugas tersebut.

Sebagai seorang Kristiani..kita pun perlu melakukan persiapan. Persiapan yang harus dilakukan adalah dengan melaksanakan “latihan” seperti yang telah diajarkan Kristus. Apa yang diajarkan-Nya sudah tertulis dalam Injil. Yang perlu kita lakukan adalah membaca, memahami dan mengamalkannya.

Marilah mulai saat ini kita “berlatih” meningkatkan kadar iman kita agar suatu saat siap menerima pendadakan

Mengubah Arah Hidup

Kolose 1:13
“Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih”

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 13; Galatia 2; 1 Raja-Raja 5-6

Ketika seorang redaktur surat kabar mendengar bahwa seseorang bernama Alfred Nobel meninggal dunia, ia menyangka almarhum adalah Nobel si penemu dinamit. Karena itu, sang redaktur menerbitkan obituari berjudul “Nobel si pedagang kematian”.

Ketika Nobel, si penemu dinamit yang sesungguhnya, membaca berita tentang “kematiannya sendiri”, ia bereaksi seperti seorang buta yang tiba-tiba dapat melihat kembali. Sejak hari itu, Nobel mencurahkan dirinya untuk perkara-perkara kemanusiaan, terutama perdamaian.

Saulus dari Tarsus mengalami perubahan yang jauh lebih drastis daripada Nobel. Dalam perjalanannya ke Damsyik untuk menangkap para pengikut Yesus, Saulus bertemu dengan Tuhan sendiri. Setelah buta selama beberapa waktu karena pertemuan itu, Saulus menyerahkan sisa hidupnya untuk melayani Dia yang dulu dikejar-kejarnya. Musuh Yesus itu akhirnya menjadi rasul yang berbakti kepada-Nya (Kisah Para Rasul 9:15-16).

Pengalaman kita sendiri mungkin tidak begitu menggemparkan. Namun, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri apakah kita sudah bertemu dengan Sang Juru Selamat, yaitu Dia yang telah mengubah arah hidup kita.

Jika diantara Anda ada belum pernah mengalami kelahiran kembali, bukalah firman Tuhan di Yohanes 3 dan bacalah perkataan Yesus mengenai hal ini. Lalu, berdoalah dengan kata-kata yang jujur dan sederhana kepada-Nya. Akui segala dosa-dosa Anda di hadapan-Nya dan bukalah hati Anda agar Dia masuk ke dalamnya. Komitmen yang jujur kepada Tuhan akan membawa Anda masuk ke dalam hubungan baru dengan Dia, hubungan yang tidak berlangsung hanya bertahun-tahun, tetapi hubungan yang abadi.

Keselamatan tak sekedar memutus kebiasaan buruk tetapi juga membentuk karakter yang baik.

Sumber: Kingdom Magazine Mei 2010

Mengenai Saya

Foto saya
Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia